Tingkatkan Literasi, Sekolah Di Lombok Timur Genjot Pelatihan Karya Tulis Ilmiah Bagi Siswa
LPW NTB – Upaya peningkatan literasi di Nusa Tenggara Barat (NTB) terus digelorakan oleh berbagai kalangan. Lembaga Pendidikan MA Al-Istiqomah Nahdlatul Wathan Dasan Poto (MA Al-Istiqomah NW) yang bertempat di Desa Rarang, Kec. Terara, Kabupaten Lombok Timur, turut merespon dengan penyelenggaraan pelatihan karya tulis ilmiah (KTI) bagi peserta didik.
“Walau pada dasarnya menyelenggarakan pengajaran, MA Al-Istiqomah ingin menggenjot dengan penambahan jadwal”, ungkap TGH. Lalu Ishak, QH, L.C, selaku Kepala Sekolah, pada Jumat (30/04).
Menurutnya, literasi merupakan salah satu langkah terbaik untuk mewujudkan generasi cerdas, cakap serta mumpuni. “Program KTI diharapkan mampu menumbuhkan generasi literasi pada siswa, mereka memiliki kemampuan ilmu dan keahlian teknis. Pelatihan merupakan salah satu metode yang efektif untuk meningkatkan pembelajaran”, ujarnya.
Kegiatan pelatihan KTI telah berlangsung selama tiga bulan sejak diresmikan pada Januari lalu. Untuk mengoptimalkan kegiatan, MA Al-Istiqomah NW menggandeng Lembaga Pengembangan Wilayah NTB (LPW NTB) untuk melaksanakan pendampingan sekaligus kerjasama.

“Berdasarkan perencanaan, telah disusun jadwal kegiatan pokok sebagai skema selama setahun ke depan, meliputi kegiatan yang dilaksanakan, output dan outcome yang ingin kita capai, diantaranya karya siswa, publikasi, penyelenggaraan lomba, pengembangan media sekolah, target tersebut untuk memberikan daya ungkit literasi , yang paling penting membangun spirit bersama untuk menggairahkan literasi”, ujar Taufan, Direktur LPW NTB pada Sabtu (24/04) di Mataram.
Muhammad Hadia Roni selaku Pembina Osim MA Al-Istiqomah menyatakan adanya perkembangan dalam kegiatan KTI. “Alhamdulillah program KTI sudah berjalan selama tiga bulan dan telah memberikan dampak yang sangat besar bagi siswa-siswi, terutama adanya semangat dan perubahan orientasi siswa”, terangnya pada Rabu (28/04)
“Kegiatan tersebut tetap menjadi agenda rutinitas MA Al-Istiqomah NW, setiap minggu diupayakan, karena targetnya adalah siswa-siswinya bisa menghasilkan karyanya sendiri”, sambungnya.
Sejauh ini menurutnya, capaian memberikan hasil baik dan perkembangan yang menyenangkan. “Tentunya kami sangat berterimakasih kepada LPW NTB yang telah membantu kami”. Tutupnya.

Salah satu peserta, Baiq Hairunnida asal Dusun Tantang Rarang Tengah juga memberikan tanggapan terkait kegiatan pelatihan KTI tersebut. Menurutnya kegiatan tersebut mendorong semangatnya untuk belajar dan meningkatkan kemampuan menulis.
“Manfaatnya cukup luar biasa, tentunya menyenangkan. Setelah mengikuti kegiatan selama kurang lebih empat bulan, bisa memahami struktur, unsur-unsur serta tata cara penulisan yang baik dan benar”, tuturnya pada Senin, (26/4).
“Saya berharap kegiatan ini tetap berjalan. Insya Allah kami akan giat belajar, mengingat jarak tempuh tim LPW dengan sekolah kami lumayan jauh dan itu yang membuat kami semakin termotivasi. Jauh-jauh tim LPW ke Lotim demi membimbing kami, masa iya kami sia-siakan”, pungkasnya.
Menanggapi capaian yang disampaikan, Taufan, selaku Direktur LPW NTB berharap pihak sekolah dan pemeritnah daerah dapat meningkatkan peran untuk mendorong kemampuan dan kreativitas siswa dengan dukungan kesediaan sarana atau fasiltas yang layak .
“Kita memang belum mencapai sesuatu yang memuaskan, masih banyak hal yang perlu dikerjakan di MA Al Istiqomah untuk mencapai target, terutama masih minimnya dukungan sarana dan fasiltas, perlu dukungan semua pihak, sekolah, pemerintah daerah maupun masyarakat, ini bukan pekerjaan sebentar, harus berkelanjutan, untuk awal ini sesuatu yang progres, perlu menjadi contoh bagi sekolah lain”, tegasnya.
Di samping itu, Taufan menyoroti kemampuan dan keseriusan siswa dalam mengikuti setiap proses pelatihan. Menurutnya, tahapan kegiatan yang dilakukan terlebih dahulu mengidentifikasi setiap siswa dan kondisi sekolah sebagai data baseline, kemudian ditentukan skema, strategi dan langkah-langkah treatment.
“Dari hasil identifikasi awal, maka kami menentukan beberapa langkah, masalah pokok pada sekolah yaitu minim sarana, sedangkan siswa ada beberapa yang menonjol, namun sebagian besar masih beradaptasi, mereka masih terbatas memahami struktur tulisan, kosa kata serta menyusun sebuah kalimat yang menarik, sehingga awalnya tugas yang diberikan tidak maksimal”, terang Taufan.
Dari permasalah tersebut, menurut Taufan perlu terus digugah spirit kita semua dalam mengelola literasi. Di samping itu, dalam proses pembelajaran penulisan, menurutnya, syarat pertama adalah semangat, selanjutnya kejujuran, menulis apapun, sembari belajar. Taufan juga menyatakan kunci menulis adalah membaca, karena penulis adalah puncak dari seorang pembaca. “Kosa kata akan terbangun dari intensitas membaca, jika kita punya masalah dengan membaca, maka sulit untuk menjadi penulis yang baik”, bebernya.
Dari temuan tim LPW NTB, Taufan mengungkapkan kemudian dilakukan evaluasi terhadap siswa serta materi dan metode pembelajaran. “Setiap minggu di cek kondisinya, sehingga terus mencoba berbagai strategi. Memperhatikan kondisi, kami mulai melakukan perubahan dengan meningkatkan latihan dengan metode meniru dan memodifikasi tulisan, sembari mempelajari struktur dan secara tidak langsung siswa dipaksa membaca dan akhirnya terekam kosa kata, sekaligus agar siswa akrab dengan tulisan, jika sudah akrab maka akan timbul kesan yang baik untuk terus belajar. Hasilnya, cukup menggembirakan dan pertanda untuk meningkatkan ritme”, tutup Taufan.
Laporan: Mu’amar Adfal
Editor : Rahman Chandra