Berita

Tantangan dan Strategi Ketenagakerjaan di Masa Pandemi

0Shares

LPW NTB – Kementerian Ketenagakerjaan mulai menyusun kembali strategi penempatan tenaga kerja agar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja, baik di dalam negeri maupun luar negeri.  Sekretaris Jenderal Kemnaker Anwar Sanusi mengatakan perkembangan dunia usaha dan industri harus diimbangi dengan sistem penempatan tenaga kerja yang tepat agar dapat menyerap tenaga kerja secara maksimal.

Lebih lanjut, Anwar sanusi mengatakan kalau kita melihat situasi ketenagakerjaan saat ini adalah sebuah tantangan yang harus kita hadapi, serta bisa memberikan solusi yang tepat dari persoalan ini dengan program dan kegiatan yang dibutuhkan.

Sanusi mengklaim Belitung dapat menjadi salah satu kawasan strategis untuk pengembangan SDM terampil. Sumber daya tersebut nantinya dapat mengisi ruang ketenagakerjaan di Kabupaten Belitung, Kabupaten Belitung Timur, dan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dilansir dari CNN Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyatakan angkatan kerja saat ini menghadapi tiga tantangan ketenagakerjaan. Tantangan yang dimaksud, antara lain bonus demografi, revolusi industri, dan dampak pandemi covid-19.

Staf Khusus Menteri Ketenagakerjaan Caswiyono Rusydie Cakrawangsa mengatakan tiga tantangan itu akan membuat manusia tak hanya bersaing dengan sesama manusia, melainkan juga dengan teknologi. Maklum, revolusi industri membuat sebagian pekerjaan manusia bisa diambil alih oleh teknologi.

Di sisi lain, dikutip dari bisnis.com, Direktur Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja Suhartono menambahkan tantangan bidang penempatan tenaga kerja semakin kompleks karena adanya pandemi Covid-19. Untuk itu, pada 2021, pihaknya akan menitikberatkan pada 3 kegiatan. Kedua, dukungan program 9 Lompatan Kerja Menteri Ketenagakerjaan. Ketiga, dukungan periode keketuaan Menteri Ketenagakerjaan di level Asean.

Suhartono mengakui saat ini ada perubahan dan penyesuaian dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran.  Tetapi, ia meminta jajarannya untuk tetap mencermati perubahan capaian target dan indikator-indikator kinerja pada Rencana Strategis Kemnaker Tahun 2020-2024.

Caswiyono Rusydie Cakrawangsa menyatakan lembaga pelatihan vokasi harus bersinergi dengan dunia usaha atau industri. Dengan begitu, lembaga itu bisa memberikan pelatihan yang berkualitas dan sesuai dengan perkembangan industri.

Dilansir dari Kompas.com, Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Ida Fauziyah mengatakan, berdasarkan penelitian McKinsey, diperkirakan sebanyak 23 juta pekerjaan akan hilang. Untuk itu, Kementerian Ketenagakerjaan melaksanakan sembilan lompatan besar sebagai upaya untuk menghadapi tantangan ketenagakerjaan ke depan.

Adapun kesembilan lompatan yang dimaksud yakni reformasi birokrasi, ekosistem digital siap kerja, transformasi BLK, link and match ketenagakerjaan, transformasi kewirausahaan, pengembangan talenta muda, perluasan penempatan Pekerja Migran Indonesia (PMI), visi baru hubungan industrial, serta reformasi pengawasan.

Dari sembilan lompatan itu, ada beberapa langkah yang telah terimplementasi di Balai Latihan Kerja (BLK) Kemenaker, yaitu transformasi BLK serta link and matchketenagakerjaan. Sampai saat ini, Balai Latihan Kerja juga sudah melaksanakan transformasi melalui program 3R, yaitu Reorientasi, Revitalisasi, dan Rebranding.

Editor: Zaki Akbar

Sumber :
http://money.kompas.com/read/2021/01/26/142130126/menaker-beberkan-9-strategi-hadapi-tantangan-ketenagakerjaan
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210226195300-92-611540/kemenaker-ungkap-3-tantangan-angkatan-kerja-saat-corona
https://ekonomi.bisnis.com/read/20210401/12/1375418/kemenaker-susun-strategi-penempatan-tenaga-kerja

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp