BeritaULASAN

Sosialisasi Empat Pilar MPR-RI, Evi Apita Maya beri energi untuk masyarakat Lombok Barat, Mataram, hingga Pulau Sumbawa

0Shares

Lembaga Pengembangan Wilayah Nusa Tenggara Barat (LPW NTB) mengadakan kegiatan Sosialisasi 4 Pilar Kebangsaan. Kegiatan ini merupakan agenda rutin MPR RI untuk memberikan pemahaman pentingnya Pancasila, UUD Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UUD NRI 1945), NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan Masyarakat.

Kegiatan ini dilaksanakan pada Rabu (21/08/2024) dan bertempat di Sekretariat Ruang Literasi LPW NTB yang terletak di Perumahan Terong Tawah Regency, Desa Terong Tawah, Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat.

Hadir sebagai narasumber dalam kegiatan ini Ibu Evi Apita Maya, S.H., M.Kn. selaku anggota DPD RI yang sekaligus sebagai anggota MPR RI dan Nauvar Furqony Farinduan, S.H., MBA. selaku anggota DPRD Provinsi NTB. Kegiatan dimoderatori oleh Dr. Alfisahrin, M.Si. selaku Wakil Direktur III Politeknik Medica Farma Husada Mataram dan Dosen Fisipol Universitas 45 Mataram. Peserta dalam kegiatan ini merupakan masyarakat dengan berbagai latar belakang, baik yang merupakan warga Desa Terong Tawah maupun warga yang dari luar.

Dari antusias warga, acara ini sendiri membuka sesi pendaftaran bagi masyarakat yang mau mengikuti sosialisasi 4 pilar. Untuk itu, terdapat perwakilan dari luar mulai dari Mataram, Lombok Tengah, Lombok Timur, Lombok Utara, Sumbawa, Dompu hingga wilayah Bima.

Taufan, S.H., M.H. selaku Direktur LPW NTB memberikan kata sambutan terkait pentingnya kerja nyata untuk masyarakat sekaligus memaparkan hakikat penting 4 Pilar Kebangsaan.

“LPW NTB, dalam beberapa tahun belakangan melakukan advokasi literasi dan bantuan hukum kepada masyarakat. Kita petakan masalah utama di NTB, kemudian kita telah membentuk unit maupun program yaitu Ruang Literasi, Pusat Bantuan Hukum dan Komunitas Peduli Anak, sebagai instrumen gerakan mencapai tujuan. Agenda ini adalah energi untuk masyarakat, sebagai bagian upaya peningkatan kesadaran” ungkapnya.

Ia, mengungkapkan pula telah berkolaborasi dan melakukan kegiatan dengan berbagai kelembagaan pemerintah, maupun non pemerintah. Selain itu, ia mengungkapkan pula perannya sebagai dosen bahwa bukan hanya mengajar, tetapi melakukan pengabdian masyarakat. Itu pula yang menggerakannya untuk mengambil peran.

“Jadi kita mempelajari keadilan, teori hukum, teori pembangunan masyarakat, tetapi kita mengabaikan implementasi nyata di masyarakat berdasarkan apa yang telah kita pelajari di kelas. Untuk itulah saya membuat lembaga LPW NTB agar apa-apa yang saya pelajari mampu saya terapkan di kehidupan nyata,” ujarnya.

Ibu Evi mengungkapkan sosialisasi Pancasila, UUD, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika merupakan penyangga kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang harus terus disosialisasikan pada masyarakat.

“Ini tugas saya sebagai anggota MPR RI yang harus dilaksanakan. Kedudukan 4 pilar sangat penting karena penentu keberadaan dan keberlanjutan negara,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ia menekankan pentingnya sinergitas dan kolaborasi antara pemerintah daerah dan DPD RI untuk memajukan daerah, sehingga aspirasi dari bawah yang menyangkut isu daerah dapat disampaikan oleh DPD RI ketika bersidang.

“Saya seorang Evi Apita Maya tidak bisa berdiri sendiri untuk memajukan daerah Nusa Tenggara Barat ini karena kami fungsinya adalah jembatan bagi pemerintah daerah ke pusat, maka tentunya pemerintah daerah harus bergandeng tangan untuk memanfaatkan DPD RI ketika ingin membangun daerah,” jelasnya.

Farin menjelaskan Lombok Barat dapat maju dengan memperhatikan sektor yang menjadi keunggulan Lombok Barat dalam pembangunan, yaitu sektor pariwisata dan sektor pertanian.

“Ini ibu-ibu bapak-bapak sekalian penting menjadi perhatian kita, kita dorong dan kuatkan sektor ini, yakni pariwisata dan pertanian. Jika dua sektor ini dapat kita maksimalkan, maka kebutuhan-kebutuhan daerah yang lain dapat kita penuhi, dua sektor ini kunci pembangunan di Lombok Barat,” ujarnya.

Terdapat pertanyaan yang diajukan kepada masing-masing narasumber. Pertanyaan kepada Ibu Evi, yaitu terkait pekerja migran dan pertanyaan untuk Farin, yaitu terkait kepariwisataan.

Ibu Evi menjelaskan “Masalah pekerja migran di luar negeri yang penting menjadi perhatian kita adalah terkait maraknya jalur ilegal yang digunakan untuk menjadi TKI. Ini Mas Farin harus catat untuk menjawab permasalahan di daerah khususnya di Lombok Barat. Jadi banyak yang ilegal atau istilahnya menggunakan tekong, sehingga ketika sampai di negara tujuan, maka perlindungan yang akan diterima akan lemah karena legalitasnya tidak ada, maka penting kita menghalau jalur-jalur ilegal ini,” jawabnya.

Farin menambahkan “Terkait salah satu kelemahan dalam kepariwisataan NTB jika kita kembali ke Sapta Pesona, yaitu kita tidak fokus kepada memberikan kenangan atau experience. Coba bandingkan bagaimana turunnya pengunjung Motor GP ketika diperhelatan yang kedua dibandingkan dengan perhelatan pertama. Pengunjung kita tidak mendapatkan pengalaman menarik ketika kunjungan pertamanya, sehingga tidak terjadi pengulangan untuk mengunjungi lagi perhelatan Motor GP itu,” pungkasnya.

Laporan: Maula Sastaperkasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp