Kegiatan

Social Forestry 2045, LPW NTB Usung Literasi Hutan untuk Meningkatkan Kesadaran dan Ekonomi Masyarakat

0Shares

Yayasan Lembaga Alam Tropika Indonesia (LATIN), kembali memperkuat gerakan untuk mengembangkan wacana pengelolaan hutan oleh masyarakat melalui Sosial Forestri (Perhutanan Sosial/Komuniti Forestri). Dalam rangka mencapai target, LATIN mengadakan kegiatan “Workshop Sosial Forestri 2045”, berkolaborasi dengan Program Studi Kehutanan Universitas Mataram pada Jumat (27/05/2022) di Fave Hotel, Kota Mataram.

Kegiatan tersebut melibatkan perwakilan Prodi Kehutanan Universitas Mataram, DLHK Provinsi NTB, BKPH Rinjani Barat, BKPH Pelangan Tastura, BKPH Rinjani Timur, Balai Tahura Nuraksa, Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemerintahan Desa dan Pencatatan Sipil NTB, LSM Transform, Konsepsi, Mitra Samya, Koslata, Samantha, LSM Canopi Rimbawan NTB, PT. GAIA NTB, HKm Desa Aik Berik (Marwi), Tokoh HKm Desa Sesaot (Ahmad Mulyadi), Tokoh HKm Desa Aik Bual (Nur), Tokoh HKm Desa Karang Sidemen (Romi), Tokoh Masyarakat Adat Bayan, Forum Pemerhati Hutan NTB, WALHI NTB, LSM Gema Alam serta LPW NTB.

Dalam kesempatan itu, LPW NTB diwakili oleh Mu’amar Adfal, S.H dan Feni Agustina, S,H,M.H, untuk menyampaikan capaian dan kegiatan yang sudah dilaksanakan, serta menyampaikan gagasan Literasi Hutan untuk membangun kesadaran dan meningkatkan ekonomi masyarakat.

Kegiatan Workshop Sosial Forestri 2045 ini meliputi pemaparan laporan “Kehutanan 2045 adalah Sosial Forestri: Sebuah Kajian Wacana dan Pemikiran”, dilanjutkan dengan pemaparan “Konsep Ekosistem Sosial Forestri 2045”, kemudian pembahasan oleh stakeholder dan diakhiri dengan sesi Forum Group Discussion untuk membahas Roadmap Sosial Forestri 2045.

Kegiatan yang bertujuan untuk membahas gagasan Ekosistem Sosial Forestri melalui lokakarya (workshop) tersebut di mulai pukul 08.00-15.00 Wita. LPW NTB salah satu lembaga yang ikut serta dalam pembahasan gagasan Ekosistem Social Forestry, menyampaikan gerakan serta hasil temuan yang selama ini dilakukan. LPW NTB mengajukan gagasan Literasi Hutan sebagai salah satu instrumen mewujudkan Hutan Lestari. Gagasan ini telah di mulai sejak tiga tahun belakangan, LPW telah memprogramkan di berbagai wilayah di NTB. Salah satunya Dongeng anak (Mpama) di Desa Mbawa Kec. Donggo dan Desa Rite Kec. Ambalawi- Bima NTB. Selain itu, Wujud literasi hutan LPW NTB juga aktif menyelenggarakan dan partisipasi dalam diskusi publik, seminar dan FGD dalam lingkup perlindungan dan pengelolaan hutan. LPW NTB optimis, literasi menjadi salah satu instrumen mewujudkan Social Forestry 2045.

Sejauh ini, LPW NTB, terbatas pada penguatan komunitas, sekolah dan advokasi pembentukan kelembagaan literasi dan kegiatan yang menyasar literasi hutan. Pada dasarnya, gagasan Literasi Hutan, bukan hanya sekedar menyasar soal baca tulis, namun memiliki lingkup sasaran peningkatan kesadaran perlindungan dan pengelolaan hutan, peningkatan ekonomi dengan pengolahan hasil hutan bukan kayu dan pemberdayaan masyarakat lokal, tata kelola kelembagaan dan penegakan hukum. LPW NTB, tengah berupaya untuk mengembangkan dengan pendekatan pilot projet desa, mulai dari advokasi kebijakan, pendampingan komunitas, konsultasi, pendampingan hukum dan bantuan hukum kepada masyarakat tidak mampu.

Dalam kesempatan itu, LATIN menyampaikan bahwa telah mengeluarkan laporan bertajuk “Kehutanan 2045 adalah Sosial Forestri: Sebuah Kajian Wacana dan Pemikiran”. Dokumen kajian Sosial Forestri 2045 yang didukung Ford Foundation (FF) itu merupakan analisis terhadap kondisi pelaksanaan Perhutanan Sosial atau Sosial Forestri (SF) di Indonesia dan “mimpi” tentang sosok SF.

LATIN mengemas mimpi tersebut dalam istilah: Wana Kanaya Sembada, yang mengandung arti nilai kelestarian, kesejahteraan dan keberdayaan: hutan yang lestari, masyarakat sejahtera dan desa yang maju/modern. Laporan tersebut menunjukkan tujuh temuan atau tema yang mewarnai pelaksanaan SF saat ini, yaitu (1) transformasi konsep SF, (2) persoalan kebijakan, (3) regenerasi petani dan peran gender, (4) desa dan institusi pemberdayaan, (5) perkembangan teknologi, (6) kiprah ilmiah atau komunitas epistemik, dan (7) dampak SF terhadap agenda global.

Memperhatikan gerakan LATIN tersebut, LPW NTB, lembaga yang memiliki visi mewujudkan pengembangan wilayah berbasis lingkungan dan masyarakat yang berkelanjutan, sejalan untuk melakukan kolaborasi dan koordinasi. LPW NTB, telah melaksanakan kegiatan pemberdayaan dan pendampingan, jkajian ataupun analisis hukum dan kebijakan hutan di NTB serta melakukan pendampingan dan bantuan hukum dalam ranah penegakan hukum. LPW NTB, giat melakukan kampanye pembangunan berkelanjutan melalui pendekatan literasi pada komunitas dan desa, dengan fokus pada perlindungan hutan, pemanfaatan hasil untuk ekonomi dan pelibatan masyarakat lokal.

Laporan: Mu’amar Adfal

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp