Pulau Lombok masih Dominasi Produksi Padi, Tiga Wilayah Alami Penurunan Luas Panen
Peran sektor pertanian di Nusa Tenggara Barat menjadi sangat penting karena merupakan penyumbang terbesar ketiga terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang berperan sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Berdasarkan data BPS, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan memberikan kontribusi sebesar 12,53 persen terhadap perekonomian Nusa Tenggara Barat pada tahun 2023.
Selama tiga tahun terakhir, sektor ini terus mengalami pertumbuhan yang positif yaitu tumbuh sekitar 1,87 persen pada tahun 2021, kemudian tumbuh mencapai 2,25 persen pada tahun 2022, dan pada tahun 2023 tumbuh sebesar 1,30 persen (BPS, 2024). Di samping itu, peran strategis sektor pertanian juga ditunjukkan dari kontribusinya terhadap penyerapan tenaga kerja yang terbesar dibandingkan dengan sektor lainnya, yaitu sekitar 28,21 persen (BPS, 2023).
Produksi pangan terutama padi atau beras menjadi salah satu komponen penting di dalam perkembangan sektor pertanian. Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya untuk menjalankan sejumlah program guna meningkatkan kapasitas produksi padi/beras nasional.
Total luas panen padi di NTB pada 2023 sebesar 287,51 ribu hektare, dengan luas panen tertinggi pada bulan Maret sebesar 73,77 ribu hektare dan luas panen terendah pada bulan Desember, yaitu sekitar 5,38 ribu hektare. Jika dibandingkan dengan 2022, luas panen padi 2023 mengalami peningkatan sebesar 17,42 ribu hektare (6,45 persen).
Jika dilihat secara lebih detail menurut kabupaten/kota, tiga kabupaten/kota yang memberikan kontribusi luas panen padi terbesar pada 2023, yaitu Lombok Tengah, Sumbawa, dan Lombok Timur dengan luas panen masing-masing sebesar 72,41 ribu hektare, 56,58 ribu hektare, dan 44,70 ribu hektare. Selama 2023, terdapat sebanyak 3 kabupaten/kota yang mengalami penurunan luas panen padi dibandingkan 2022. Sementara itu, 7 kabupaten/kota lainnya mengalami peningkatan luas panen padi pada 2023 dibandingkan tahun sebelumnya.
Tiga kabupaten/kota yang memberikan kontribusi terbesar terhadap peningkatan luas panen padi pada 2023 dibandingkan 2022, ialah Bima, Dompu, dan Lombok Tengah. Ketiga kabupaten/kota tersebut mengalami peningkatan luas panen yang cukup signifikan dibandingkan dengan kabupaten/kota lainnya, masing-masing sebesar 9,11 ribu hektare, 2,77 ribu hektare, dan 2,15 ribu hektare. Sementara itu, terjadi penurunan luas panen padi di beberapa kabupaten/kota seperti Lombok Barat, Lombok Utara dan Kota Mataram.
Total produksi padi di Nusa Tenggara Barat selama 2023 sekitar 1,54 juta ton GKG, atau naik sebesar 85,59 ribu ton (5,89 persen) dibandingkan 2022. Jika dilihat lebih rinci, peningkatan produksi padi terbesar terjadi pada bulan Februari 2023, yaitu 99,71 ribu ton lebih tinggi dibandingkan Februari 2022. Sementara itu, penurunan produksi padi yang cukup signifikan terjadi pada bulan April 2023, yaitu sebesar 96,75 ribu ton dibandingkan produksi padi pada April 2022.
Produksi padi tertinggi pada 2023 terjadi di bulan Maret, yaitu mencapai 410,34 ribu ton dan produksi padi terendah terjadi pada bulan Desember, yaitu sebesar 28,76 ribu ton GKG. Hal ini sedikit berbeda dengan kondisi 2022, di mana produksi padi tertinggi juga terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 467,69 ribu ton, sedangkan produksi terendah terjadi pada bulan Januari, yaitu sebesar 27,41 ribu ton.
Wilayah penghasil padi terbesar pada 2023 masih didominasi oleh Pulau Lombok. Lebih dari 50 persen produksi padi di Nusa Tenggara Barat disumbangkan oleh Pulau Lombok, khususnya oleh kabupaten/kota yang merupakan sentra produksi padi, seperti kabupaten Lombok Tengah, Lombok Timur, dan Lombok Barat. Beberapa kabupaten/kota sentra produksi padi di Pulau Sumbawa diantaranya Sumbawa, Bima dan Dompu.
Peningkatan produksi padi yang terjadi pada 2023 sebagian besar disumbang oleh Bima, Sumbawa, dan Dompu. Sementara itu, penurunan produksi hanya terjadi di Kota Mataram. Sebagian besar kabupaten/kota yang berkontribusi cukup signifikan terhadap peningkatan produksi padi pada 2023 merupakan kabupaten/kota sentra produksi padi di Nusa Tenggara Barat.
Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras untuk konsumsi pangan penduduk, maka produksi padi pada 2023 setara dengan 876,27 ribu ton beras, atau naik sebesar 48,75 ribu ton (5,89 persen) dibandingkan dengan produksi beras pada 2022. Produksi beras pada 2022 adalah sebesar 827,52 ribu ton. Sejalan dengan produksi padi, produksi beras terbesar pada 2023 terjadi di bulan Maret, yaitu sekitar 233,71 juta ton beras.
Sumber: Badan Pusat Statistik Nusa Tenggara Barat (BPS NTB), dalam dokumen “Luas Panen dan Produksi Padi di NTB 2023 (Hasil Kegiatan Pendataan Statistik Pertanian Tanaman Pangan Terintegrasi dengan Metode Kerangka Sampel Area)”, Volume 6, 2024. Publikasi pada www.ntb.bps.go.id, 17 September 2024.