Penduduk Kota Bima Mengalami Penurunan Pengeluaran, Pola Konsumsi Bergeser, Ketimpangan Meningkat
INFO WILAYAH – Pengeluaran masyarakat Kota Bima berdasarkan hasil Susenas Maret tahun 2023 didominasi oleh kelompok komoditas perumahan dan fasilitas rumah tangga, makanan dan minuman jadi, serta aneka komoditas dan jasa. Masing-masing kelompok komoditas tersebut menyumbang sebesar 24,07 persen, 17,60 persen, dan 11,84 persen dari keseluruhan pengeluaran per kapita dalam sebulan di Kota Bima.
Pada tahun 2023 terjadi sedikit pergeseran pola konsumsi masyarakat Kota Bima. Kelompok komoditas makanan lebih mendominasi dibandingkan dengan komodotas non makanan. Pada tahun 2023, lima pengeluaran terbesar yaitu makanan dan minuman jadi sebesar 17,6 %, Rokok 6,69 %, Padi 6,58 %, Ikan/Udang/Cumi/Kerang 5,17 %, dan Buah-Buahan 3,37 %.
Rata-rata jumlah pengeluaran per kapita masyarakat Kota Bima dalam sebulan sebesar Rp 1.309.508. Pada tahun 2023 penduduk Kota Bima secara rata-rata mengalami penurunan pengeluaran baik untuk barang bukan makanan, dari yang awalnya Rp 729.817 di tahun 2022 menjadi Rp 632.595 di tahun 2023, serta pengeluaran barang berupa makanan yang mengalami penurunan dari tahun lalu sebesar Rp 27.428.
Kondisi ini menyebabkan secara total, rata-rata pengeluaran per kapita masyarakat menjadi turun dari Rp1.434.157 di tahun 2022. Lebih dari separuh penduduk Kota Bima di tahun 2023 memiliki pengeluaran yang termasuk pada golongan pengeluaran kurang dari Rp 1.000.000. Meskipun demikian, penduduk Kota Bima paling banyak berada pada kelompok dengan pengeluaran lebih dari Rp 1.499.999, yaitu sejumlah 28,20 persen.
Jumlah penduduk Nusa Tenggara Barat pada tahun 2023 mencapai 5.560,29 ribu jiwa. Penduduk Kota Bima menjadi penyumbang terendah kedua dengan proporsi sebesar 2,90 persen. Sedangkan Kabupaten Sumbawa Barat menjadi kabupaten dengan penduduk paling sedikit di Nusa tenggara Barat.
Dilihat Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Bima mendapatkan nilai 78,24 poin. IPM Kota Bima jauh berada di atas IPM Provinsi Nusa Tenggara Barat yang hanya 72,37 poin. Secara umum, IPM pada tahun 2023 mengalami peningkatan di semua Kabupaten/Kota di Nusa Tenggara Barat. IPM tertinggi adalah Kota Mataram dengan nilai 81,15.
Jumlah penduduk miskin di Nusa Tenggara Barat tahun 2017 sampai 2023 fluktuatif. Kabupaten/Kota yang memiliki jumlah penduduk miskin terbanyak adalah Kabupaten Lombok Timur dengan 197,63 ribu jiwa diikuti Kabupaten Lombok Tengah 232,73 ribu jiwa. Sedangkan Kota Bima menjadi kabupaten/kota dengan penduduk miskin paling sedikit (16,53 ribu jiwa).
Pada tahun 2023, populasi Kota Bima mencapai 161.362 jiwa, sebanyak 8,67 persen dari total penduduk berada dalam kondisi miskin. Angka tersebut sedikit mengalami penurunan dari tahun sebelumnya pada angka 8,80 persen. Akan tetapi, Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Kota Bima tahun 2023 meningkat. Indeks Kedalaman Kemiskinan meningkat dari 1,28 menjadi 1,50, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan menjadi 0,33 dari sebelumnya 0,27 sehingga ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin meningkat.
Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bima, Kota Bima Dalam Angka 2024