Kegiatan

Pendampingan UMKM, Gerakan Berkelanjutan untuk Kebangkitan Ekonomi di Masa Covid-19

0Shares

Mataram – Pandemi Covid-19 yang melanda global, memberikan tekanan terhadap berbagai bidang kehidupan. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) menjadi salah satu bidang yang mendapatkan kontraksi akibat meluasnya sebaran Covid-19. Hal itu diperpanjang dengan kebijakan pembatasan yang masih bergulir sampai dengan Agustus 2021.

Pada dasarnya, UMKM mempunyai peran penting dalam pertumbuhan ekonomi dan penyerapan tenaga kerja, menekan angka kemiskinan sampai dengan tingkat kriminalitas. Selain itu, juga berperan dalam mendistribusikan hasil-hasil pembangunan. UMKM juga telah terbukti tidak terpengaruh terhadap krisis. Ketika krisis menerpa pada periode tahun 1997 – 1998, hanya UMKM yang mampu tetap berdiri kokoh.

Kegiatan UMKM merupakan salah satu bidang usaha yang dapat berkembang dan konsisten dalam perekonomian nasional. UMKM menjadi wadah yang baik bagi penciptaan lapangan pekerjaan yang produktif. UMKM merupakan usaha yang bersifat padat karya, tidak membutuhkan persyaratan tertentu seperti tingkat pendidikan, keahlian (keterampilan) pekerja, dan penggunaan modal usaha relatif sedikit serta teknologi yang digunakan cenderung sederhana. UMKM masih memegang peranan penting dalam perbaikan perekonomian Indonesia, baik ditinjau dari segi jumlah usaha, segi penciptaan lapangan kerja, maupun dari segi pertumbuhan ekonomi nasional yang diukur dengan Produk Domestik Bruto.

Pengembangan UMKM di tengah arus globalisasi dan tingginya persaingan membuat UMKM harus mampu mengadapai tantangan global, seperti meningkatkan inovasi produk dan jasa, pengembangan sumber daya manusia dan teknologi, serta perluasan area pemasaran. Hal ini perlu dilakukan untuk menambah nilai jual UMKM itu sendiri, utamanya agar dapat bersaing dengan produk-produk asing yang kian membanjiri sentra industri dan manufaktur di Indonesia, mengingat UMKM adalah sektor ekonomi yang mampu menyerap tenaga kerja terbesar di Indonesia.

Masalah lain yang dihadapi dan sekaligus menjadi kelemahan UMKM adalah kurangnya akses informasi, khususnya informasi pasar. Hal tersebut menjadi kendala dalam hal memasarkan produk-produknya, karena dengan terbatasnya akses informasi pasar yang mengakibatkan rendahnya orientasi pasar dan lemahnya daya saing di tingkat global. Miskinnya informasi mengenai pasar tersebut, menjadikan UMKM tidak dapat mengarahkan pengembangan usahanya secara jelas dan fokus, sehingga perkembangannya mengalami stagnasi. Kemampuan UMKM dalam menghadapi terpaan arus persaingan global memang perlu dipikirkan lebih lanjut agar tetap mampu bertahan demi kestabilan perekonomian Indonesia.

Faktor sumber daya manusia di dalam pengembangan UMKM juga memiliki andil tersendiri. Strategi pengembangan UMKM untuk tetap bertahan dapat dilakukan dengan peningkatan daya saing dan pengembangan sumber daya manusianya agar memiliki nilai dan mampu bertahan menghadapi pasar, diantaranya melalui pendampingan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengembangan UMKM.

Berbagai tantangan yang diperparah tekanan pandemi Covid-19 dengan varian baru. Mendorong LPW NTB untuk terus memperkuat UMKM dan mengambil bagian dalam membangkitkan UMKM di masa pandemi. Memperhatikan berbagai kondisi, LPW NTB meningkatkan peran melalui penguatan UMKM binaan dan UMKM jejaring yang tersebar di berbagai wilayah NTB.

Total UMKM binaan dan UMKM jejaring LPW NTB adalah sebesar 78 UMKM, dengan jenis ataupun bidang yang bervariasi. Pada periode 2021, LPW NTB, berfokus pada pendampingan pelayanan informasi, melakukan pemantauan setiap periode dengan upaya treatment khusus terhadap usaha mikro mitra dan jejaring di Kota Mataram.

Nusa Tenggara Barat, menjadi salah provinsi yang cukup berdampak Covid-19, di satu sisi sebagai kawasan wisata yang mengandalkan industri berbasis UMKM, maka diharapkan seluruh pemangku kepentingan mengupayakan atau mengambil berbagai langkah penting salah satunya dengan percepatan peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengembangan UMKM. Peningkatan kualitas dilakukan kepada masyarakat miskin juga pengangguran yang berdampak Covid-19, guna membuka kembali peluang kerja dengan memberikan pendampingan dengan lingkup pembinaan, penyuluhan dan pelatihan agar terlibat dalam UMKM.

Selain itu, untuk UMKM yang ada perlu dilakukan peningkatan melalui pengembangan dengan penguatan kapasitas sumber daya manusia, pengembangan dapat dilakukan dengan pola pendampingan yang mencakup aspek pembimbingan, penyuluhan serta pengenalan teknis kebutuhan pasar, hal ini penting agar dapat mengembangkan produk yang memiliki nilai jual lebih tinggi serta dapat bersaing di era globalisasi.

Laporan: Saiful Bahri

Editor: Lalu Moh. Nazar Fajri, S.E.,M.PA

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp