BeritaInspirasiULASAN

LPQ NAFAL respon tumpukan masalah Sosial, terapkan Pendekatan Holistik, boyong anak yang dicap buruk

0Shares

Lembaga Pendidikan Al-Qur’an Narjul Falahain (LPQ NAFAL), yang dipimpin oleh Supriadin, M.Pd, mengusung pendekatan holistik. Mulai dari mengadopsi konsep pembelajaran pondok pesantren, hingga terhubung dengan sekolah umum, serta merintis unit usaha sebagai penopang ekonomi. Terletak di BTN BHP, Labuapi Lombok Barat. Murid angkatan pertama, yaitu anak-anak yang diboyong dari Kabupaten Bima, berasal dari beberapa wilayah desa rentan, serta anak-anak yang kerap mendapatkan stigma buruk.

LPQ lahir dari keresahan terhadap kondisi anak dan pemuda di Nusa Tenggara Barat, khususnya Kabupaten Bima. Masalah sosial narkoba, judi online, kekerasan seksual, hingga konflik antar kampung.

Fokus utama LPQ adalah pada anak-anak yang dianggap terbelakang, nakal, atau bahkan bodoh oleh masyarakat sekitar.

LPQ memiliki visi menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, mengembangkan keterampilan dalam membaca, menulis, menghafal, memahami, dan mengamalkan Al-Quran, serta membentuk pribadi yang berakhlak mulia.

Direktur LPW NTB, Taufan, pada Jumat (06/08/24) bersama dengan anak didik LPQ NAFAL, didampingi oleh pengelola, Supriadin.

Pada kesempatan Jumat (06/08/24), Tim LPW NTB, mengunjungi lokasi LPQ NAFAL. Sebanyak 12 (dua belas) anak menyambut kami dengan penuh antusias. Rententan kisah masa lalu, dipukuli guru dan kondisi sekolah menjadi sesuatu yang menonjol mereka sampaikan.

“Saya senang disini, dulu saya sering dipukul oleh guru selama di Bima, dicubit dan ada yang pukul pakai kayu. Saya malah tidak bisa belajar dengan cara seperti itu. Disini saya senang belajar”, ungkap salah satu anak.

Anak lainnya pun memiliki cerita yang sama. Bahkan mengakui, justru mereka tidak bisa apa-apa, karena yang diingat hanya takut dipukuli guru.

Supriadin, sebagai pimpinan, sekaligus bertugas berbagai hal mengelola LPQ NAFAL, menguraikan berbagai situasi yang memprihatinkan. Potret dari dunia pendidikan. Pilu. Tergambar dari uraian panjangnya. Hingga ia memutuskan untuk melakukan sesuatu guna memutus mata rantai dan menyelamatkan anak-anak yang telah melewati sisi buruk pendidikan dan lingkungan sosial mereka.

“Kita bergerak dalam upaya memerangi degradasi moral yang mengancam generasi muda di Bima, kami meluncurkan Lembaga Pendidikan Al-Quran (LPQ). Gerakan ini lahir dari keresahan mendalam terhadap kondisi anak-anak dan pemuda di daerah tersebut, di mana narkoba, judi online, kekerasan seksual, dan konflik antar kampung telah merajalela”, bukanya.

LPQ Nafal, menurut Supriadin, terhubung dengan sekolah formal, untuk legalitas jenjang pendidikan mereka. Sehingga semuanya dapat terpenuhi. Anak didik sekaligus tinggal dilokasi seperti pondok, dan mendapatkan ilmu seperti di sekolah umum.

Ia pun menceritakan, berawal dari kepedulian yang mendalam terhadap kondisi sosial yang memprihatinkan, kami merasa terpanggil untuk melakukan sesuatu. Dengan latar belakang masyarakat yang masih tergolong dalam kategori Tertinggal, Terdepan, dan Terluar (3T), kami memutuskan untuk mendirikan LPQ, meskipun awalnya hanya dengan jumlah siswa yang terbatas. Fokus utama LPQ adalah pada anak-anak yang dianggap terbelakang, nakal, atau bahkan bodoh oleh masyarakat sekitar.

“LPQ hadir dengan visi yang jelas, yaitu menanamkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, mengembangkan keterampilan dalam membaca, menulis, menghafal, memahami, dan mengamalkan Al-Quran, serta membentuk pribadi yang berakhlak mulia. Supriadin dan timnya menyusun program pendidikan yang sangat intensif, dimulai dari setelah sholat subuh hingga jam 9 malam setiap harinya. Program ini dirancang untuk menyesuaikan dengan kebutuhan aktivitas harian siswa, serta menekankan pentingnya pembelajaran yang terstruktur dan berkelanjutan”, bebernya.

Menurutnya, salah satu aspek yang membedakan LPQ adalah pendekatannya yang holistik. Setiap bulan, LPQ menghadirkan berbagai tokoh ternama dari berbagai profesi, termasuk dosen, polisi, TNI, serta spesialis kesehatan dan pendidikan. Tujuan dari program ini adalah untuk memberikan gambaran yang lebih luas kepada siswa mengenai dunia profesional di luar batas wilayah Bima, menunjukkan bahwa ada banyak peluang dan karier yang bisa mereka kejar. Melalui interaksi langsung dengan para profesional ini, LPQ berharap dapat memotivasi siswa untuk memiliki cita-cita yang lebih tinggi, seperti melanjutkan pendidikan ke luar negeri, menjelajahi dunia dengan Al-Quran, dan memberikan kontribusi besar bagi masyarakat dan negara.

“Setidaknya, dari titik awal, hasil dari program ini sudah mulai terlihat. Dari awalnya hanya 12 siswa yang terdaftar, kini para siswa LPQ telah menunjukkan perubahan yang signifikan. Mereka mulai memahami pentingnya hidup bersama dengan penuh toleransi terhadap suku, bangsa, dan agama. Selain itu, kemajuan dalam pendidikan Al-Quran juga sangat menggembirakan. Beberapa siswa yang sebelumnya tidak bisa membaca Al-Quran kini telah menyelesaikan Buku Iqra’ (Iqra 1-6)”, urainya.

Bahkan, ia menambahkan, beberapa siswa lainnya sudah mencapai pertengahan juz 30, dan salah satu dari mereka telah berhasil menyelesaikan satu juz penuh, yaitu juz 30. Ia mengatakan, transformasi yang terjadi pada anak-anak ini merupakan indikasi bahwa upaya Kami dan LPQ tidak hanya memberikan dampak positif dalam jangka pendek, tetapi juga membuka jalan bagi masa depan yang lebih cerah bagi mereka. Melalui pendidikan berbasis agama dan pengembangan karakter yang mendalam, LPQ menunjukkan bahwa dengan komitmen dan kerja keras, bahkan anak-anak yang dianggap terbelakang pun dapat mencapai potensi maksimal mereka dan berkontribusi secara signifikan dalam masyarakat.

“LPQ adalah contoh nyata dari bagaimana pendidikan dan perhatian yang tulus dapat mengubah kehidupan anak-anak yang paling membutuhkan bantuan. Dengan terus berpegang pada visi dan misi yang telah ditetapkan, LPQ berkomitmen untuk terus memberikan pendidikan yang berkualitas dan mendidik generasi muda yang tidak hanya cerdas dalam ilmu pengetahuan tetapi juga kuat dalam iman dan akhlak”, tutupnya.

Sipriadin, juga menceritakan upayanya yang sedang mengembangkan unit usaha, diharapkan berfungsi dan bermanfaat untuk menopang kehidupan dan keberlanjutan LPQ.

“Jualan ikan kering, dan sekarang sedang coba ternak dan peluang lainnya”, tutupnya.

Laporan: Maula Sastaperkasa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp