Berita

KKN di Desa Pendua Lombok Utara, Mahasiswa Unram Usung Konsep Home Garden Kembangkan Budidaya Lebah Trigona

0Shares

Mahasiswa Universitas Mataram (Unram)yang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Pendua, Kecamatan Kayangan, Lombok Utara mendorong pengembangan potensi desa melalui budidaya Lebah Trigona. Mahasiswa menilai sejumlah warga desa yang membudidayakan Lebah Trigona harus terus dikembangkan dan berinovasi agar Madu Trigona bisa bersaing dipasar yang diharapkan meningkatkan kesejahteraan warga.

Mengusung konsep budidaya Lebah Trigona melalui konsep Home Garden atau memanfaatkan pekarangan rumah, mahasiswa telah melakukan penataan lahan.
“Langkah awal yang kami lakukan adalah mendesain gambar dan membersihkan lahan. Kami juga menanam dan menyiram bunga. Langkah ini dilakukan agar memberikan nilai keindahan bagi masyarakat yang melihat dan melewati tempat budidaya lebah trigona, disamping sebagai tempat untuk observasi, edukasi dan pariwisata, untuk seluruh lapisan masyarakat,” ujar ketua KKN Unram Rusdianto kemarin, (19/7/2022).

Menurutnya, mahasiswa KKN Unram juga akan membantu warga untuk memasarkan Madu Trigona, melalui penyediaan kemasan botol 250 ml dan 500 ml serta membuat label untuk produk hasil budidaya siap dipasarkan.

“Baiknya, Madu Trigona di Desa Pendua, mengantongi Sertifikat Izin Pangan Industri atau PIRT yang menjamin kualitas dan keamanan untuk konsumsi pasar,” terang Rusdianto.

Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) KKN TEMATIK UNRAM, Desa Pendua Dr. Endah Wahyuningsih, S. Hut., MP, mengatakan bahwa pengembangan budidaya Lebah Trigona memberikan manfaat secara ekonomi, juga manfaat secara ekologi.

“Budidaya lebah Trigona memiliki banyak keunggulan lebih dibandingkan dengan budidaya lebah madu lainnya, karena selain menghasilkan produk madu, dan polen, lebah Trigona juga menghasilkan produk lainnya yaitu propolis, yang tidak didapatkan dari budidaya lebah madu lainnya. Sisi lainnya, Lebah Trigona tidak memiliki sengat atau stingless bee, sehingga dapat dikembangkan masyarakat dengan memanfaatkan pekarangan rumah,” jelasnya.

Dr. Wahyunigsih menambahkan bahwa budidaya dan pemeliharaan Lebah Trigona sangat mudah dilakukan, karena tidak memerlukan persyaratan yang rumit, sehingga dapat dikembangkan oleh masyarakat. Dia juga mengharapkan bahwa madu Trigona bisa mendapatkan Sertifikat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

“Semoga proses untuk mendapatkan sertifikat BPOM segera dapat diwujudkan, sehingga madu Trigona produk warga desa Pendua dikenal tidak hanya di NTB, melainkan dikenal luas masyarakat Indonesia,” harapnya.

Sementara, Kepala Dusun Pendua Lauk yakni Bapak Januardi menerangkan bahwa budidaya Trigona di Desa Pendua sangat potensial untuk dikembangkan. “Kami apresiasi dan mengharapkan mahasiswa terus membantu kami mengembangkan Lebah Trigona. Kami harap peran mahasiswa bisa menyokong ketahanan pangan keluarga, melalui pemanfaatan pekarangan rumah untuk kegiatan yang produktif,” imbuhnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp