Ironi Pendidikan Dasar: Sebuah Harapan dari NTT
Oleh: Fitria M. Lobang (Kader HMI Cabang Mataram, Mahasiswa Universitas Nahdlatul Wathan Mataram)
Suara lembut anak berusia delapan tahun, terdengar melalui percakapan telepon genggam kepada saudaranya. Ia, menanyakan perihal mata pelajaran yang ada disekolahnya, “kenapa ya tidak ada mata pelajaran bahasa inggris disekolah saya, padahal saya senang belajar bahasa inggris”. Ungkapan itu, seketika menggambarkan kesedihan, kekecawaan dan bercampur harapan.
Walau tidak banyak yang menyukai mata pelajaran bahasa inggris, namun tidak sedikit peserta didik yang memiliki harapan dan kegigihan untuk mempelajarinya. Sayangnya, mereka tentu hanya bisa berharap di dalam ketidakberdayaan. Hal itu, secara tidak langsung menghambat progresifitas bagi anak-anak.
Pendidikan dasar, harapannya memberikan impact yang besar kepada peserta didik. Menteri Nadiem pernah menyampaikan sebagaimana yang dikutip Hilmi Abdillah bahwa “Bahasa Indonesia, Matematika, Bahasa Inggris serta Pancasila dan Agama menjadi mata pelajaran utama di sekolah dasar. Karena itu pembelajaran bahasa inggris harus dioptimalkan”.
Lingkungan Sekitar
Orang tua, memiliki peran penting dalam mengembangkan bahasa inggris untuk anak melalui pendidikan formal maupun non formal. Peran tersebut, perlu didukung dengan lingkungan sekitar, sosial maupun pendidikan, sebagai bidang utama dalam memberikan pengaruh pada proses belajar mengajar anak- anak.
Suatu pernyataan sempat di lontarkan disela- sela konferensi internasional pendidikan Bahasa Inggris oleh Ani susanti, ia mengatakan bahwa “kemampuan komunikasi bahasa inggris para siswa masih sangat rendah dan sebagian besarnya tidak siap berbahasa inggris, ini membuktikan pembelajaran kita tidak optimal, perlu di tinjau ulang”.
Pendidikan Dimasa Pandemi
Cukup sulit menerapkan pembelajaran Bahasa Inggris pada anak-anak di sekolah dasar apalagi dengan kemampuan mereka yang masih terbata-bata, ditambah lagi pembelajaran Bahasa Inggris harus di lakukan secara terus menerus agar terbiasa.
Mukminatien (2011) juga berpendapat bahwa “bahasa yang di dengar maupun dilihat oleh siswa di sekitar mereka merupakan hal penting di dalam sistem pembiasaan berbahasa ini (The acquisition system). Pandangan itu mengemukakan bahwa metode yang efektif untuk belajar bahasa adalah melalui pembiasaan”.
Pendidikan Dasar di Nusa Tenggara Timur
Kondisi pandemi Covid 19, membawa kegiatan pembelajaran bersifat dinamis. Di Nusa Tenggara Timur, Gubernur mengeluarkan Instruksi Nomor 443/100/PK/2020 yang menyatakan satuan pendidikan yang ada di Nusa Tenggara Timur diwajibkan untuk melakukan BDR (Belajar dari rumah) secara daring maupun luring.
Langkah tersebut memiliki kendala pada salah satu pendidikan dasar yang mengakibatkan proses belajar mengajar tidak efektif. Kondisi ini sekaligus memaksakan anak-anak harus belajar menggunakan tekhnologi, ataupun jaringan, yang memerlukan pembiayaan data internet. Sehingga, orang tuanya harus Kembali mengeluarkan biaya.
Di sisi lain, sebagian besar penduduk di Kabupaten Alor khususnya Kecamatan Abal Desa Ampera bermata pencarian petani. Meskipun pemberlakuan itu dilakukan agar memutus mata rantai Covid- 19
Sekolah Dasar terakreditasi B yang ada di Desa Ampera, Kecamatan Alor Barat Laut, Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur, sampai tahun 2021 sekarang belum terdapat pelajaran Bahasa Inggris. Sebagian peserta didik beranggapan bahwa belum adanya tenaga pendidik atau guru yang mempunyai dasar dalam mata pelajaran Bahasa Inggris.
Tujuan
Jika ditinjau, tujuan pendidikan dasar adalah untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada anak-anak untuk mengembangkan kehidupannya (UU No. 14 tahun 2005). Sumber daya kependidikan seperti standar kualifikasi pendidik sangat diperlukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk mengembangkan potensi anak-anak/peserta didik.
Untuk itu, diperlukan pendidik yang mempunyai standar kualifikasi bukan hanya sebatas profesi. Undang- Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menegaskan bahwa guru dan dosen wajib memilki kualifikasi akademik, kompetensi sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani serta memenuhi kualifikasi lain.
Melihat kondisi di atas, pembelajaran bahasa inggris di sekolah dasar perlu ditingkatkan agar ke depan anak- anak yang berada di sekolah dasar setidaknya mempunyai pengalaman, kemampuan serta keterampilan dasar dan mempersiapakan peserta didik untuk melanjutkan pendidikan kejenjang berikutnya. Tidak hanya itu, mengutip perkataan Gracia Ivonika, seorang dokter psikologis, menyatakan “belajar bahasa inggris sejak masih anak-anak juga dapat memberikan manfaat yang sangat bervariasi dan dapat mempengaruhi psikologi anak”.
Editor: M. Azhar
Luar biasa.
Sangat menginspirasi ??