Indonesia Negara Rentan Terhadap Perubahan Iklim

0Shares

Perubahan iklim dan transisi energi menjadi salah satu isu terpenting yang diangkat dalam Presidensi G20 Indonesia. Indonesia menempatkan perubahan iklim dan keuangan berkelanjutan sebagai salah satu prioritas terpenting di jalur keuangan. Karena Indonesia merupakan salah satu negara rentan terhadap dampak perubahan iklim.

Perubahan iklim mengacu pada perubahan jangka panjang dalam suhu dan pola cuaca. Pergeseran ini terjadi secara alami, seperti melalui variasi siklus matahari. Namun sejak tahun 1800-an, aktivitas manusia telah menjadi penyebab utama perubahan iklim, terutama akibat pembakaran bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas.

Pembakaran bahan bakar fosil menghasilkan emisi gas rumah kaca yang bekerja seperti selimut yang melilit Bumi, menghasilkan panas matahari dan menaikkan suhu.

Contoh emisi gas rumah kaca yang menyebabkan perubahan iklim termasuk karbon dioksida dan metana. Ini berasal dari penggunaan bensin untuk mengendarai mobil atau batu bara untuk memanaskan gedung, misalnya. Pembukaan lahan dan hutan juga dapat melepaskan karbon dioksida. Tempat pembuangan sampah merupakan sumber utama emisi metana. Energi, industri, transportasi, bangunan, pertanian dan tata guna lahan termasuk di antara penghasil emisi utama.

Konsentrasi gas rumah kaca berada pada level tertinggi dalam kurun waktu 2 juta tahun. Dan emisi terus meningkat. Akibatnya, Bumi sekarang 1,1°C lebih hangat daripada di akhir tahun 1800-an. Dekade terakhir (2011-2020) adalah rekor terpanas.

Dampaknya antara lain, kekeringan hebat, kelangkaan air, kebakaran hebat, naiknya permukaan laut, banjir, pencairan es kutub, badai dahsyat dan penurunan keanekaragaman hayati.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut bahwa Indonesia dan negara-negara lain di seluruh dunia tengah mengahadapi tantangan iklim dengan kondisi kritis. Dalam tujuh tahun terakhir merupakan masa dengan suhu terpanas. Hal ini disampaikan Jokowi dalam sambutan acara Rakornas BMKG 2022 yang disiarkan YouTube InfoBMKG, Senin (8/8/2022). Menurutnya, Organisasi Meteorologi Dunia (World Meteorological Organization) menyatakan indikator perubahan iklim dan dampaknya di 2021 makin memburuk.

Kondisi tersebut, kata Jokowi, juga menjadi tantangan nyata bagi semua pihak, termasuk Indonesia. Menurutnya, penanggulangan perubahan iklim menjadi isu prioritas dan tantangan global setelah meredanya Covid-19. “Dampaknya sangat luas multisektoral. Salah satunya terkait bencana alam dan ketahanan pangan,” katanya.

Di sisi lain, Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan, untuk menghadapi kondisi tersebut, Indonesia dengan negara-negara di seluruh dunia bersama-sama merancang kebijakan pembangunan yang tepat untuk mengatasi perubahan iklim. Salah satu urgensi yang sangat penting adalah mempercepat dan merancang transisi menuju sumber energi yang bersih, bersih, dan juga lebih hijau.

Dia mengungkapkan anggaran pemerintah hanya dapat menutupi 34 persen dari total kebutuhan pendanaan iklim sebesar Rp3.461 triliun atau sekitar Rp266 triliun per tahun. Selama lima tahun terakhir, rata-rata belanja iklim sebesar Rp89,6 triliun atau 3,9 persen dari alokasi APBN per tahun.

“Dengan situasi itu, jelas kebutuhan keuangan berkelanjutan tidak bisa hanya mengandalkan anggaran pemerintah. Sangat penting bagi kami untuk dapat merancang cara investasi baru agar kami dapat mencapai tujuan ambisius tentang perubahan iklim yang juga akan mengancam kemakmuran dan penghidupan masyarakat,” kata Sri Mulyani.

EDM-CSWG pada Presidensi G20 Indonesia kali ini mengusung tiga isu prioritas yang menjadi fokus pembahasan dari setiap pertemuan. Ketiga isu prioritas tersebut adalah: (1) mendukung pemulihan yang berkelanjutan (supporting more sustainable recovery); (2) peningkatan aksi berbasis daratan dan lautan untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim dan (3) peningkatan mobilisasi sumber daya untuk mendukung perlindungan lingkungan hidup dan tujuan pengendalian perubahan iklim.

Ketiga isu prioritas tersebut dibahas secara paralel melalui 2 elemen utama yaitu segi lingkungan dan perubahan iklim serta interlinkage diantara kedua aspek tersebut.

Baru-baru ini ada Laporan penelitian terbaru perihal perubahan iklim, Dilansir dari theconversation.com, Laporan terbaru dari 120 peneliti menyatakan bahwa perubahan iklim memiliki dampak semakin parah bagi kesehatan di seluruh negara. Laporan tahunan The Lancet Countdown on Health and Climate Change menyajikan data terbaru tentang dampak kesehatan akibat iklim yang berubah.

Salah satu hasil dari penelitian adalah ada 296.000 kematian dini berkaitan dengan panas pada usia lebih dari 65 tahun di 2018 (ini naik 54% selama 2 dekade belakangan). Lebih lanjut, potensi panen pangan global menurun 1,8-5,6% antara tahun 1981 dan 2019. Konsekuensi perubahan iklim bagi kesehatan akan memburuk apabila tidak ada tindakan apa-apa. Upaya global yang terkoordinasi untuk mengatasi COVID-19 dan perubahan iklim menjadi penting, dan ini bisa menjadi kemenangan berlipat : kesehatan publik yang baik, ekonomi berkelanjutan, dan perlindungan lingkungan

Kita tidak bisa hanya fokus kepada pandemi dan mengorbankan aksi perubahan iklim. Apabila respons terhadap dampak ekonomi akibat COVID-19 bisa sejalan dengan respons terhadap perubahan iklim, kita bisa melihat keuntungan berlipat bagi kesehatan manusia, dengan udara bersih, diet lebih sehat dan kota-kota yang lebih nyaman dihuni.

Editor: Zaki Akbar, S.H

Sumber:
https://tirto.id/sri-mulyani-sebut-ri-jadi-negara-rentan-terhadap-perubahan-iklim-gvHN?utm_source=Whatsapp&utm_medium=Share
https://theconversation.com/riset-baru-tunjukkan-perubahan-iklim-berdampak-semakin-parah-bagi-kesehatan-151850?utm_medium=ampwhatsapp&utm_source=whatsapp
https://nasional.sindonews.com/read/849541/15/jokowi-kita-sedang-menghadapi-tantangan-iklim-kritis-1659928087?utm_medium=sosmed&utm_source=whatsapp
https://m.tribunnews.com/amp/nasional/2022/08/30/pertemuan-negara-g20-satukan-komitmen-untuk-isu-lingkungan-dan-perubahan-iklim

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp