BeritaInfo WilayahULASAN

Babak Belur Lombok Tengah: Penggusuran di KEK Mandalika, Pengangguran hingga Kemiskinan Meningkat

0Shares

Kabupaten Lombok Tengah kaya akan sumber daya tarik wisata. Mulai dari wisata air terjun, danau, pantai, hingga wisata budaya yang memikat banyak wisatawan asing maupun domestik. Semenjak ditetapkannya kawasan mandalika sebagai kawasan ekonomi khusus pariwisata (KEK Mandalika), Kabupaten Lombok Tengah makin dikenal sebagai salah satu destinasi wisata favorit. Namun, kondisi itu belum berbanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat. Angka kemiskinan terus naik, baik jumlah penduduk miskin, indeks kedalaman hingga indeks keparahan. Bahkan tahun 2022, setahun pasca gelaran WSBK maupun MotoGP Mandalika, angka penganggguran di Lombok Tengah malah naik.

Padahal, dengan adanya KEK Mandalika, kita semua berharap, mampu memberikan stimulus terhadap ekonomi masyarakat sekitar, baik masyarakat Lombok Tengah, dan NTB secara umum. Ironinya, angka kenaikan angka kemiskinan juga dialami hingga tingkat provinsi NTB.

Penduduk Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2023 sebanyak 1.099.211 jiwa yang terdiri atas 545.905 jiwa penduduk laki-laki dan 553.306 jiwa penduduk perempuan. Sementara itu besarnya angka rasio jenis kelamin tahun 2023 penduduk lakilaki terhadap penduduk perempuan sebesar 99,93. Kepadatan penduduk di Kabupaten Lombok Tengah tahun 2023 mencapai 910 jiwa/km2. Kepadatan Penduduk di 12 kecamatan cukup beragam dengan kepadatan penduduk tertinggi terletak di Kecamatan Praya dengan kepadatan sebesar 2.166 jiwa/km2 dan terendah di Kecamatan Batukliang Utara sebesar 352 jiwa/km2.

Berdasarkan jumlah penduduk, dari 10 Kabupaten/Kota di NTB, Kabupaten Lombok Tengah merupakan kabupaten dengan jumlah penduduk terbanyak kedua setelah Kabupaten Lombok Timur yakni sebanyak 1.089.740 jiwa.

Angka pengangguran di Kabupaten Lombok Tengah mengalami peningkatan dibanding tahun 2021. Berdasarkan hasil survey angkatan kerja nasional bulan agustus tahun 2022 diperoleh angka pengangguran sebesar 3,02 persen, bergerak naik dari angka tahun 2022 sebesar 2,33 persen. Jumlah pengangguran di Lombok Tengah tahun 2022 sebesar 16.344 orang yang terdiri dari 14.097 laki-laki dan 2.247 perempuan.

Menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan, jumlah pengangguran tertinggi berada pada jenjang lulusan SMA yaitu sebanyak 8.270 orang dan terendah berada pada jenjang lulusan perguruan tinggi yaitu sebanyak 1.899 orang.

Garis kemiskinan di Lombok Tengah mengalami kenaikan pada tahun 2023, sebelumnya pada tahun 2022 mengalami penurunan dibandingkan tahun 2021. Pada tahun 2021 garis kemiskinan yaitu 447.200 dengan jumlah penduduk miskin 131.940 dengan presentase 13,44. Tahun 2022 garis kemiskinan di angka 480.657 dan jumlah penduduk miskin 128.000, presentase 12,89. Kenaikan tahun 2023 garis kemiskinan menjadi 520.852 , jumlah penduduk miskin129.740, dan presentase 12,93.

Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan justru terus naik semenjak tahun 2020. Pada 2020 Indeks kedalama kemiskinan yaitu 1,42 dan indeks keparahan pada angka 0,26. Tahun 2021 kemudian indeks kedalaman naik menjadi 1,69 serta indeks keparahan 0,35. Tahun 2022 indeks kedalaman 2,01 dan keparahan 0,44. Tahun 2023 indeks kedalaman naik menjadi 2,12 dan indeks keparahan menjadi 0,52.

Data tersebut tentu menyedihkan, tujuan global dalam Sustainable Devolopment Goals (SDGs) telah mengamanatkan bahwa kerangka dan tujuan pembangunan harus mampu mengatasi kemiskinan. Begitula dengan tujuan nasional, dalam UUD NRI 1945, hingga dimuat pula dalam berbagai dokumen, RPJMN juga RPJMD.

Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Bulan Maret 2023 Angka Partisipasi Murni tertinggi adalah Angka Partisipasi Murni pada jenjang pendidikan Sekolah dasar yang mencapai 96,99 persen. Dengan kata lain 96,99 persen anak usia sekolah dasar mengikuti pendidikan sekolah dasar. Adapun angka partisipasi murni untuk SLTP dan SLTA masing-masing adalah sebesar 80,66 persen dan 63,10 persen. Untuk memenuhi kebutuhan pendidikan pemerintah Kabupaten Lombok Tengah membangun fasilitas gedung sekolah dari TK hingga SLTA. Pada tahun 2023 terdapat 938 SD dan MI, 501 gedung SLTP dan MTS serta 334 SMU, MA dan SMK.

Lombok Tengah merupakan kabupaten yang didominasi oleh sektor pertanian. Perekonomian masyarakat Lombok tengah masih bergantung pada hasil pertanian mulai dari tanaman pangan hingga perkebunan. Sektor industri di Kabupaten Lombok Tengah hanya memberikan distribusi persentase sebesar 4,6 persen dalam perekonomian Lombok Tengah. Hal ini disebabkan oleh mayoritas industri yang ada adalah industri kecil dan kerajinan rumah tangga.

Indeks Pembangunan Manusia(IPM) Kabupaten Lombok Tengah pada tahun 2023 yaitu pada angka 70,42. Dari angka tersebut, semua Kab/Kota mengalami kenaikan, sehingga Kab. Lombok Tengah berada diurutan 8 (delapan) di NTB. Tertinggi diperoleh oleh Kota Mataram dengan angka 81,15. Kedua dan ketiga yaitu Kota Bima dan Kab. Sumbawa Barat dengan masing-masing nilai 78,24 dan 74,84. Diposisi keempat dan seterusnya ada Lombok Barat, Dompu, Sumbawa, Lombok Timur, Lombok Tengah, Kab. Bima, dan Lombok Utara.

Dari data itu, Keberadaan KEK Mandalika belum mampu mengakumulasikan sektor ekonomi masyarakat maupun pembangunan manusia. KEK Mandalika justru memiliki deretan permasalahan. Tulisan Widodo Dwi Putra mwnggambarkan itu. Penggusuran lahan di Kuta Mandalika, Pulau Lombok terjadi dalam waktu cukup panjang, sejak tahun 1991 hingga 2021. Proyek penggusuran lahan yang dilakukan pada rezim Orde Baru (Soeharto) yang otoriter, dilanjutkan oleh rezim yang dipilih secara demokratis. Sebagian petani dan nelayan Kuta yang sebelumnya gigih mempertahankan tanah meski dengan intimidasi pada rezim otoriter, akhirnya ‘kompromis’ dengan merubah perjuangannya dari mempertahankan tanah menjadi tuntutan ganti rugi.

Penggusuran lahan yang dilakukan dengan legitimasi hukum dan mengatasnamakan kepentingan umum memang lebih canggih dibanding dengan kekerasan dan intimidasi semata. Tetapi, cara legalitas ini pun tidak bisa sepenuhnya menyembunyikan kekerasan dan perlahan peramsalahan sosial, pengangguran dan kemiskinan mulai terlihat. Lombok Tengah Babak Belur. Namun, kita tentu berharap, ke depan, upaya kebijakan mampu memberikan manfaat bagi Lombok Tengah dan NTB pada umumnya.

Editor: Tim Advokasi LPW NTB
Sumber Rujukan:
Badan Pusat Statistik, Kabupaten Lombok Tengah Dalam Angka 2024 dan NTB dalam Angka Tahun 2024
Widodo Dwi Putro, Amiruddin, dan Sudiarto, Jurnal IUS, Volume 9, Issue 3, Desember 2021, dengan judul asli: Penggusuran Lahan: Dibalik Investasi Besar-Besaran

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp