Atomic Habits, Perubahan Kecil untuk Kemajuan
Oleh: Feni Agustina, S,H – Mahasiswa Pascasarjana UIN Mataram dan Relawan LPW NTB
“Apa yang kita pikirkan akan keluar menjadi kata-kata, apa yang kita katakan akan keluar menjadi perbuatan, perhatikan perbuatan kita dari bangun tidur sampai tidur kembali karena begitulah takdir kebiasaan kita, perhatikan kebiasaan kita karena begitulah masa depan kita”– Margeret Hilda Thacher
Nasihat di atas menunjukan pada kita bahwa sebuah kesuksesan acapkali dimulai dari cara kita membangun pola pikir dan melakukannya sedikit demi sedikit hingga mencapai menjadi sebuah kebiasaan yang akan mengakar. Kebiasaan yang rentan kali kita abaikan karena merasa tidak akan berarti sesungguhnya menjadi langkah awal untuk kegagalan disetiap harinya. Jika tidak terlihat hari ini , maka akan terlihat pada hari esok dan selanjutnya. Bahkan yang lebih menakutkan adalah kehancuran itu akan nampak disaat kita tertinggal dengan orang-orang terdekat kita yang lebih dahulu telah meraih kesuksesannya. Bukan karena kita tidak mampu, melainkan kita melakukan kesalahan-kesalahan kecil yang meruntuhkan kesuksesan kita setiap harinya.
James Clear menyatakan bahwa kebiasaan kecil atau atomic habits merupakan kebiasaa-kebiasaan kecil yang merupakan bagian dari sistem yang lebih besar. Sama seperti atom-atom membentuk molekul, atomic habits adalah unsur pembentuk hasil-hasil yang luar biasa. Kebiasaan itu seperti atom dalam hidup kita. Tiap kebiasaan merupakan satuan mendasar yang ikut membentuk perbaikan secara keseluruhan.
Pada awalnya, rutinitas sangat kecil terkesan tak bermakna, tapi sejalan dengan waktu akan saling membangun dan menjadi bahan bakar umtuk kemenangan-kemenangan lebih besar yang bersifat berlipat ganda sampai tingkat yang lebih jauh, lebih besar daripada biaya investasi awal. Atomic habits itu kecil sekaligus sangat besar. Inilah frasa atomic habits praktik teratur atau rutin yang tak hanya kecil serta mudah dilaksanakan, tapi juga sumber kekuatan yang luar biasa. Mari mengambil sebuah contoh dari dua orang yang membiasakan diri dengan membangun atomic habits yang baik dan yang buruk.
A dan B merupakan mahasiswa semester akhir di sebuah Universitas di Mataram. Si A melakukan persiapan lebih awal untuk pengajuan judul skripsi dengan mengumpulkan bahan-bahan penulisan setiap harinya. Si A mencatat apa saja agenda yang akan dilakukan pada hari ini untuk mempersiapkan pengajuan judul, seperti bangun lebih awal untuk pergi perpustakaan, membaca referensi diberbagai jurnal ilmiah dan bahkan melakukan komunikasi dengan dosen Wali. Sementara si B tadi malam begadang, sehingga pagi hari bangun kesiangan dan malas untuk pergi ke kampus mencari bahan untuk pengajuan judul skripsi. A dan si B memiliki IPK yang relatif sama, tapi letak perbedaannya adalah si A melakukan persiapan lebih dahulu dengan memperbaiki hal-hal kecil dan berusaha untuk melakukannya. Secara tak sadar Si A bisa wisudah lebih dahulu dari si B.
Ilustrasi di atas menggambarkan bahwa hal-hal yang kita anggap remeh temeh sebenarnya tidak seremeh yang terlihat di permukaan. Akan ada sebab akibat dari apapun yang kita lakukan. Seperti mencoba memperbaiki dan membangun kesuksesan kita pada hari ini. Bayangkan jika 24 jam kita terlewati tanpa pemaknaan dan tanpa ada perbaikan di setiap harinya. Sungguh kita hanya menjadi orang-orang yang merugi bukan?
Lalu, bagaimana cara kita membangun kebiasaan kecil dan cara mempertahankannya?. Terlebih dahulu seseorang harus memiliki Goals atau tujuan yang ingin di capai dari membangun atomic habits. Goals akan menjadi seperti peta yang akan mengantarkan kita pada titik yang ingin dituju dalam hidup.
Langkah selanjutnya adalah memiliki strategi yang cerdas dalam mencapai goals dalam kehidupan seperti ketika ingin wisudah tepat waktu strategi yang harus kita siapkan artinya start lebih awal, membaca lebih banyak, melatih menulis skripsi atau tesis. Selain hal-hal tersebut, strategi sangat bergantung dari ccara seseorang ingin meraih apa yang diinginkan. Startegi ini yang akan membedakan kita dengan angan-angan kosong tanpa sebuah upaya yang ingin dilakukan.
Strategi memperlihatkan kepiawaian kita dalam membangun dan mengukur progres diri yang telah diraih. Suport Systems penting sekali memiliki suport system yang akan mengingatkan kita terhadap kesalahan dan membangkitkan kembali gairah kita terhadap perjuangan awal untuk meraih sebuah kesuksesan. Suport system dapat berubah orang tua, dosen, guru, pasangan, sahabat dan lain-lain. Suport system ini merupakan orang-orang yang akan mengingatkan kita bukan untuk kepentingan mereka melainkan untuk menarik kembali kita pada garis edar kita yang sesungguhnya.
Deadline menentukan deadline atau batas waktu akan memberika kita batasan dan akhir dari waktu berjuang atas kesuksesan yang ingin diraih. Tanpa deadline biasanya seseorang sulit untuk meraih kesuksesan karena akan ngambang pada ketidak pastian antara dirinya sendiri dalam membangun kebiasaan-kebiasaan dan kontrol atas diri sendiri.
Jalan pikiran atomic habits di atas, menjadi alternatif energi untuk dipraktikan, secara bertahap. Dimulai dari hal kecil, yang ingin dilakukan di hari ini, menyusun semuanya semenarik mungkin dan seasyik mungkin untuk dapat kita lakukan setiap harinya.
Pecundang dan pemenang biasanya memiliki goals yang sama, tapi yang membedakan mereka adalah mau mengimplementasikannya atau hanya menjadikan itu sebagai angan-angan semata.
Terakhir, sebuah kalimat yang selalu terlintas dalam pikiran penulis, “ingatlah mengapa kita mau memulai perjalan kita pada hari ini, and be the best version by to yourself”. Memberikan versi terbaik diri kita dengan melakukan perubahan-perubahan kecil tapi dapat bertahan lama.
Editor: M. Adib Zata Ilmam, S.Sos., M.Sc.