BeritaPBH LPW NTB

Aliansi Bantuan Hukum Kunjungi Tahanan Polda NTB, 10 Demonstran Berikan Kuasa

0Shares

PBH LPW NTB – Aliansi Pembela Rakyat Penggugat Sarana Layak (Ampera) yang merupakan gabungan Lembaga Bantuan Hukum yang diantaranya, BKBH LABKUM FH UNRAM, PBH LPW NTB dan PBHM akan mendampingi proses hukum terhadap 10 demonstran, yang telah ditetapkan sebagai tersangka atas dugaan tindak pidana merintangi jalan atau pemblokiran jalan, di Monta, Bima.

Pemberian bantuan hukum secara gratis pada Demonstran didasari pertimbangan kemanusiaan dan tujuan demonstran yang ingin mewujudkan sarana layak (keadilan infrastruktur) untuk masyarakat di Kecamatan Monta. Mengingat faktanya, kondisi rusaknya infrastruktur yang ada di Kecamatan Monta, khususnya jalan lintas Waro-Wilamaci dan Pantai Wane dalam keadaan rusak parah dan diabaikan oleh Pemerintah.

Siang tadi (17/05/2022), Ampera telah mengunjungi 10 tersangka yang ditahan di Mapolda NTB, berdasarkan penitipan tahana oleh Polres Kabupaten Bima. 10 mahasiswa itu dalam keadaan baik, sehat dan bugar. Tidak ada ketakutan tersirat dalam raut wajah mereka. Mereka justru mengatakan pada masyarakat untuk: tidak berhenti berjuang.

“Perjuangan harus terus berlanjut, sampai jalan itu diperbaiki Pemerintah,” katanya, tegas.

Mereka menyerukan bahwa Bupati Bima dan Gubernur NTB untuk segera mengeluarkan keputusan untuk mengakhiri ketimpangan infrastruktur di Monta. “Bupati dan Gubernur harus memperbaiki jalan di Monta,” tegas mereka.

Disisi lain, para demonstran itu juga menceritakan beda perlakukan polisi di Polres Bima dan Polda NTB. “Disini, di Polda NTB kami diperlakukan secara manusiawi. Namun di Bima, sejak penangkapan kami mendapatkan tindakan represif dari oknum polisi,” ungkapnya.

Demonstran itu lebih lanjut menceritakan, bahwa selama proses penyidikan di Polres Bima, mereka diperlakukan secara baik. “Diluar ruangan penyidikan, kami diperlakukan dengan intimidasi juga perlakuan menggunakan kekerasan, baik verbal juga fisik. Hingga oknum Tukang Sapu ikut nimbrung mencela,” urainya

“Saya pernah ditendang, juga disikut oknum polisi. Saya juga dicela oleh oknum tukang sapu, hingga seret nama bapak saya,” pungkas seorang demonstan, seraya menirukan cara polisi menendang dan menyikut tubuhnya, juga cara oknum tukang sapu mencelanya.

Terakhir, mereka para demonstran, menyampaikan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu secara moral, atas apa yang menimpa mereka.

Kami dari Ampera, tidak lupa memberikan suport pada mereka untuk selalu menjaga mentalitas juang. Sembari menanamkan keyakinan, bahwa hak-hak mereka sebagai tersangka akan dijamin untuk dipenuhi, sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

Laporan: Satria Madisa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Follow Us

Follow us on Facebook Subscribe us on Youtube Contact us on WhatsApp